Sunday, April 22, 2012

Dari Munif Chatib ke Muhammad Assad #Part 2


Setelah acara Edu Talk bedah buku Gurunya Manusia dan Indonesia Mengajar selesai, saya dan teman saya langsung meluncur ke Gramedia Tunjungan Plaza untuk acara book signing Notes From Qatar. Yeay, ini dia acara yang saya tunggu-tunggu. Minta tanda tangan dan foto bareng sang idola.. hehe :D

kali ini teman yang berhasil saya sesatkan untuk mau saya aja ke Gramedia adalah Riana. Berhubung dia punya buku Notes From Qatar, saya suruh dia bawa bukunya biar bisa di tandatangani. Saya, walaupun fans kak Assad, tapi tak punya satupun koleksi bukunya. Haha.. :D bukannya tidak mau beli, Cuma belum ada anggarannya saja. Bagi yang mau memberi buku Notes From Qatar, pasti saya terima dengan lapang dada.. lho, Lapang hati maksudnya.. :D

sebelum kak Assad datang, saya sempat berdebat sedikit dengan Riana. Ternyata dia masih ingat ucapan spontan saya tentang motivasi ketika masa-masa awal kuliah dulu. Menurut dia, motivasi saya harus diluruskan lagi, sedangkan menurut saya motivasi itu sah-sah saja asal bisa memudahkan saya meraih long term goal saya. Karena tak ada titik temu, saya berinisiatif menanyakan itu ke kak Assad ditambah pertanyaan tentang tips-tips menjaga motivasi itu sendiri.

Dari peserta booksigning di Gramedia Tunjungan Plaza, ada peserta yang ternyata fans fanatiknya kak Assad. dia sudah duduk menunggu disini dari jam 2, dan duduk dikursi paling depan. Wah, ternyata saya kalah fanatik dari mbak itu, apalagi ketika melihat buku yang di gendong ditangannya. Tiga buku yang ditulis kak Assad, Notes From Qatar 1, Notes From Qatar Limited edition, dan Notes From Qatar 2 semua ada di tangannya. Mbak, bagi satu dong.. :D

Jam 16.30 kak Assad datang menghampiri kami yang sudah menunggu lama. "Assalamualaikum... " dengan senyumnya yang manis dia menyapa kami. Aaa.. ternyata kak Assad yang asli jaauuh lebih keren daripada yang difoto. kesan pertama yang saya tangkap he's so humble. setelah beberapa saat duduk, kak Assad kemudian sharing tentang kesuksesan dan ketiga bukunya itu.

Yang pertama, Kak Assad membahas tentang definisi sukses. Apasih sih definisi sukses itu? sukses dalam Islam adalah doa yang ada di QS. Al-Baqarah 201 "Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar" ( "Ya Allah, berilah kami kebaikan didunia dan kebaikan diakhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka" ). Inilah makna sukses yang sesungguhnya, sukses tidak hanya di dunia tapi juga di akhirat dan ketika di padang mahsyar. Jika kita memahami 3 step makna sukses ini, maka kita tidak akan melakukan apa saja hanya demi mencapai step yang pertama (sukses di dunia). Tidak akan ada seorang koruptor yang sukses karena telah mengambil hak orang lain, dan tidak akan ada seorang perampok yang sukses karena menzolimi orang lain. Maka, setiap langkah kita hendaknya selalu mengacu pada 3 step sukses tersebut. Makna kesuksesan itu sendiri merupakan seberapa besar diri kita dapat bermanfaat bagi orang lain, seperti kata Rasulullah "sebaik-baiknya kamu adalah yang bisa memberikan manfaat bagi orang lain". Memberikan manfaat bagi orang lain tidak harus selalu dengan harta, bisa juga dengan ilmu, tenaga dan waktu yang kita miliki.

Kemudian kak Assad sharing tentang tagline yang ada di buku Notes From Qatar 1 yaitu positive, persistance, and pray. Menurutnya, tagline itu sebenarnya bersumber dari nilai-nilai islam yang di translate ke dalam bahasa inggris. Positive berarti husnuzan, persistance berarti istiqomah, dan pray berarti berdoa. kenapa kok tidak ditulis husnuzan, istiqomah dan berdoa saja? katanya kalau ditulis seperti itu bukunya tidak akan laku. Benar saja, saya sendiri kalau membaca tagline seperti itu pasti tidak akan beli.hal pertama yang ada di otak saya pasti buku ini berat, dan terlalu menggurui. Yaah, walaupun sekarang juga belum beli tapi ada niat untuk memborong ketiga bukunya dan saya juga pengunjung setia blognya lho. hehe..

Positive, kenapa sih kita harus positive? seperti pepatah "you are what you think" apapun yang kamu fikirkan itulah yang akan terjadi. Dalam Islam juga dikatakan Allah adalah seperti prasangka hambanya. Disini ditekankan betapa pentingnya berpikiran positif itu. Jika kita punya mimpi, cita-cita, dan harapan, kita harus memaksimalkan kekuatan kita dengan fikiran-fikiran yang positif. dalam sebuah buku ada yang menyatakan otak kita tidak bisa membedakan antara kenyataan dan harapan. jadi jika kita memberi input pada otak dengan fikiran-fikiran positif maka hasilnya pun akan positif, dan sebaliknya. Persistance, menunjukkan seberapa gigih dan sabar kita dalam meraih sesuatu. Setiap orang pasti punya mimpi dan harapan yang ingin diraih. Untuk menuju kesana pasti banyak tantangan, kegagalan, dan keputus-asaa. Disinilah makna persistance itu, kita harus memaksimalkan usaha dan tidak putus asa. mustahil orang yang bercita-cita jadi dokter bisa jadi dokter tanpa lebih dulu berjuang di sekolah kedokteran. Pray, berdoa merupakan suatu bentuk kehambaan kita kepada sang pencipta. ketika kita memimpikan sesuatu, sudah berfikiran positif bisa meraihnya dan sudah berusaha secara maksimal, tugas kita hanya tinggal berdoa. Meminta yang terbaik dari Allah. Dalam QS. Al-Mukmin ayat 60 Allah berkata "Berdoalah kepadaku maka niscaya akan aku kabulkan untukmu". Dari surat itu kita tahu bahwa Allah akan mengabulkan setiap doa hambanya. Hanya saja, Allah akan mengabulkannya dengan 3 cara : 1. langsung dikabulkan 2. tidak sekarang, Allah menunggu waktu yang tepat untuk mengabulkannya atau 3. diganti dengan pilihan yang lebih baik. Positive, Persistance, dan Pray inilah yang harus ada dalam diri kita.

Bagian dari buku NFQ 1 yang paling saya suka itu di bagian 3P's Secret for Scholarship Hunter. Kalau kata orang, bagian itu gue bangeet.. :D di bagian itu kak Assad menceritakan pengalaman pribadinya mencari beasiswa S2 yang penuh tantangan, penolakan, dan mungkin juga air mata. Tapi dengan menerapkan rumus 3P's (positive, persistance, and pray), akhirnya dia berhasil mendapat beasiswa S2 di Qatar. Saya juga menerapkan rumus 3P's itu untuk mengejar mimpi saya di S1 Pendidikan Bidan UNAIR. yah, walaupun beasiswa dari orangtua.. :D

Di buku Notes From Qatar Limited Edition yang launching bulan Januari kemarin, secara umum isinya sama dengan Notes From Qatar 1 hanya saja buku Limited Edition ini lebih lengkap. Dibuku ini juga ada cerita-cerita sedekah super story dari para pembaca Notes From Qatar. Cerita sedekah super story dari mereka saya yakin diilhami oleh cerita dahsyatnya sedekah dari kak Assad yang ia alami sendiri. Saya juga yang membaca cerita dahsyatnya sedekah di postingan blognya jadi suka sedekah, bahkan untuk mimpi S1 ini juga saya pancing dengan sedekah. Cerita sedekah yang kak Assad alami memang tidak tanggung-tanggung balasannya yang diberikan dari Allah, mulai dari cerita dapat tiket pertandingan sepak bola VVIP Brazil-Inggris gratis, beli tiket pesawat ekonomi Qatar Airways ke Jakarta dapat business class-pulangnya dari Jakarta ke Doha juga dapat business class, menembus penjagaan VVIP di acara kelulusan dari Qatar Foundation, dan masih banyak cerita ajaib lainnya yang dialami oleh kak Assad. Saya sendiri sempat berfikir "aaaa... kak Assad kok beruntung banget yaa.. kapanpun dan dimanapun selalu diberi kemudahan". Kata kak Assad sendiri saat book signing kemarin, sedekah itu fungsinya mempercepat jalan kita. Ibarat mobil yang sedang lewat jalan porong-sidoarjo yang super macet, dengan sedekah Allah akan memindahkan kita dari jalan yang super macet tadi ke jalan tol. Dan memang sudah banyak yang merasakan manfaat dari sedekah, termasuk saya. Jadi, masih ragu untuk sedekah?

Berbeda dengan buku Notes From Qatar 1 dengan tagline covernya Positive, Persistance, dan Pray, buku kedua dari Notes From Qatar ini memiliki tagline Honest, Humble dan Helpful. apa perbedaannya? Menurut kak Assad sendiri kalau Positive, Presistance dan Pray itu lebih ke internal diri sendiri. Kalau Honest, Humble, dan Helpful lebih ke hubungan/interaksi kita ke orang lain. Dalam berinteraksi dengan orang lain, hendaknya kita honest/jujur, humble/rendah hati, dan helpful/suka menolong orang lain karena 3 hal ini sangat penting untuk mendukung kita meraih sukses.  

Ketika sesi tanya jawab dibuka, saya mengajukan pertanyaan tentang menjaga motivasi yang sudah saya persiapkan sejak awal. Selesai memberi pertanyaan, ternyata saya diberi hadiah buku dari Gramedia. Wah, senangnyaa.. saya jadi ingat, apa ini efek sedekah yang saya lakukan tadi pagi ya? hehe.. Tapi sayang, hadiah bukunya bukan buku Notes From Qatar.

Oya, ada cerita lucu tentang keinginan saya bertemu dengan kak Assad. Tepat seminggu sebelumnya, saya ngobrol dengan teman saya, Occa, sesama penggemar buku NFQ. katanya, teman dia yang ikut lomba Wirausaha Muda Mandiri bertemu langsung dengan kak Assad dan bisa foto bareng. Saya langsung bilang "wah, beruntung sekali dia.. saya juga ingin foto dan minta tanda tangan kak Assad". Seperti konsep pak Yohanes Surya 'Mestakung', seminggu kemudian saya bisa foto bareng dengan penulis Notes From Qatar. :)

Sesi terakhir dari book signing Notes From Qatar tadi adalah book signing dan foto-foto. Setelah selesai acara book signing, kami pun pulang dan Sunday Adventure kali ini berjalan sangat sukses..

*special thanks to Muhammad Assad for your kindness and warm welcome. Keep writing, keep inspiring!


sebelum kak Assad datang
He's come!


cek twitter dulu :D

He's so awesome


mbak baju kuning ganggu pemandangan aja.. :D

kak Assad sharing ttg Notes From Qatar

antri sembako :D

Riana grogi duduk disebelah kak Assad :p

this is sign of Muhammad Assad


cheers...

demi apa ini bisa foto bareng kak Assad??

ups, bukunya Riana ikut foto bareng penulisnya..

finally, my another dream was come true.. :)

Hadiah buku dari Gramedia

0 comments:

Post a Comment

 

Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez