Monday, April 27, 2015

Daging Tiruan: sebuah kontribusi Belanda menjawab issue krisis pangan dunia


Pernahkah terbayangkan bagaimana bumi kita ini 20-30 tahun lagi? Ya, pertumbuhan penduduk yang pesat akan menyebabkan ledakan penduduk, kebutuhan akan makanan dan tempat tinggal yang semakin meningkat, dan kawasan hijau yang disulap menjadi gedung-gedung tinggi pencakar langit. Lalu bagaimana dengan kebutuhan makanan yang meningkat sementara lahan pertanian dan peternakan kini semakin sedikit? Dunia akan menghadapi krisis pangan!

Gambar 1https://niganku.wordpress.com/2011/06/17/foto-orang-kelaparan-dan-orang-yang-lagi-
makan-enak-miris/

Tentu saja, masalah ini bukan masalah sepele yang dapat diabaikan begitu saja. Banyak ilmuan dunia berusaha melakukan inovasi untuk mencegah krisis pangan dunia dan dan inovasi itu berasal dari Belanda. Bukan Belanda bila tak mampu menciptakan suatu inovasi untuk mengatasi masalah-masalah global.

Sudah banyak inovasi Belanda dibidang pertanian diantaranya menciptakan indoor faming Plantlab dimana cahaya matahari diganti dengan sinar infra merah dan pertanian ini tidak membutuhkan banyak air, penggunaan teknologi traktor yang dapat memanen hasil pertanian dalam waktu singkat, dan kini inovasi pada makanan sudah dibuat.

Gambar 2 http://www.theguardian.com/science/2013/aug/05/world-first-synthetic-hamburger-mouth-feel

Dialah Mark Post, seorang ilmuan Belanda yang mampu membuat dunia tercengang lewat inovasinya. Di Labnya, di Universitas Maastrict, Mark Post membuat hamburger. Lalu apa istimewanya Hamburger ini dibanding yang lain? Hamburger yang di buat Mark Post ini menggunakan daging palsu. Daging palsu yang dimaksud disini bukan daging tiruan dari jamur, gluten, atau kedelai tetapi daging buatan yang berasal dari jaringan otot sapi. Dengan penemuannya ini, Post berharap dapat mengembangkan sumber daya alam yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dunia tanpa harus merusak sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

Proses pembuatan daging palsu ini dari stem sel. Pertama, sel induk otot sapi diambil melalui biopsi. ilmuwan lalu menambahkan unsur-unsur seperti gula, lemak, asam amino dan mineral ke sel induk untuk membuat sel induk berkembang. Setelah berkembang menjadi ribuan jaringan baru, Langkah selanjutnya adalah mengekstrak sepotong jaringan baru dan memindahkan jaringan merah ini ke cawan petri. Kemudian, dengan percampuran bahan kimia dan manipulasi manual akan terbentuk ratusan jaringan otot baru yang dapat dikonsumsi. Untuk tampilannya, daging hasil proses stem sel ini berwarna putih tidak seperti daging biasa yang berwarna merah karena kurangnya pasokan darah. Walaupun begitu, ilmuwan masih mengembangkan daging buatan ini agar warna, tekstur, dan rasanya sama dengan daging asli. Dari inovasi ini, terbukti bahwa sebuah spesimen tunggal dapat memenuhi kebutuhan ratusan ton daging untuk masyarakat.


Gambar 3 http://health.liputan6.com/read/659566/proses-pembuatan-daging-tiruan-butuh-enam-minggu

Inovasi ini sangat bermanfaat untuk menghadapi dua issue utama dunia: krisis pangan dan pemanasan global. Di tahun 2060, populasi dunia di prediksi akan meningkat menjadi 9.5 triliun jiwa dengan peningkatan kebutuhan akan daging yang meningkat dengan cepat. Jika tidak ada solusi alternatif, hal ini akan sangat merugikan bumi. Limbah peternakan hewan secara global menyumbang sekitar 5% emisi gas co2, 40% emisi gas metana, dan 40% berbagai macam gas nitrogen oksida.  Hal ini akan memperbesar potensi terjadinya pemanasan global. Post mengatakan, ‘sapi sangat tidak  efisien-untuk mendapatkan 15 gr protein hewani, hewan ini membutuhkan 100 gr protein nabati sehingga tidak seimbang antara pemberian makanan untuk sapi dengan daging yang akan didapatkan. Dengan inovasi Mark Post ini, kebutuhan protein hewani manusia akan tetap terpenuhi tanpa harus menambah potensi pemanasan global dengan berternak sapi.





 

Copyright © 2008 Green Scrapbook Diary Designed by SimplyWP | Made free by Scrapbooking Software | Bloggerized by Ipiet Notez