Pernahkah terbayangkan bagaimana
bumi kita ini 20-30 tahun lagi? Ya, pertumbuhan penduduk yang pesat akan
menyebabkan ledakan penduduk, kebutuhan akan makanan dan tempat tinggal yang
semakin meningkat, dan kawasan hijau yang disulap menjadi gedung-gedung tinggi
pencakar langit. Lalu bagaimana dengan kebutuhan makanan yang meningkat
sementara lahan pertanian dan peternakan kini semakin sedikit? Dunia akan
menghadapi krisis pangan!
Gambar 1https://niganku.wordpress.com/2011/06/17/foto-orang-kelaparan-dan-orang-yang-lagi-
makan-enak-miris/
|
Tentu saja, masalah ini bukan
masalah sepele yang dapat diabaikan begitu saja. Banyak ilmuan dunia berusaha
melakukan inovasi untuk mencegah krisis pangan dunia dan dan inovasi itu
berasal dari Belanda. Bukan Belanda bila tak mampu menciptakan suatu inovasi
untuk mengatasi masalah-masalah global.
Sudah banyak inovasi Belanda
dibidang pertanian diantaranya menciptakan indoor faming Plantlab dimana cahaya
matahari diganti dengan sinar infra merah dan pertanian ini tidak membutuhkan
banyak air, penggunaan teknologi traktor yang dapat memanen hasil pertanian
dalam waktu singkat, dan kini inovasi pada makanan sudah dibuat.
Gambar 2 http://www.theguardian.com/science/2013/aug/05/world-first-synthetic-hamburger-mouth-feel |
Dialah Mark Post, seorang ilmuan
Belanda yang mampu membuat dunia tercengang lewat inovasinya. Di Labnya, di
Universitas Maastrict, Mark Post membuat hamburger. Lalu apa istimewanya
Hamburger ini dibanding yang lain? Hamburger yang di buat Mark Post ini
menggunakan daging palsu. Daging palsu yang dimaksud disini bukan daging tiruan
dari jamur, gluten, atau kedelai tetapi daging buatan yang berasal dari
jaringan otot sapi. Dengan penemuannya ini, Post berharap dapat mengembangkan
sumber daya alam yang dapat memenuhi kebutuhan pangan dunia tanpa harus merusak
sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.
Proses pembuatan daging palsu ini
dari stem sel. Pertama, sel induk otot sapi diambil melalui biopsi. ilmuwan lalu
menambahkan unsur-unsur seperti gula, lemak, asam amino dan mineral ke sel
induk untuk membuat sel induk berkembang. Setelah berkembang menjadi ribuan
jaringan baru, Langkah selanjutnya adalah mengekstrak sepotong jaringan baru
dan memindahkan jaringan merah ini ke cawan petri. Kemudian, dengan percampuran
bahan kimia dan manipulasi manual akan terbentuk ratusan jaringan otot baru
yang dapat dikonsumsi. Untuk tampilannya, daging hasil proses stem sel ini
berwarna putih tidak seperti daging biasa yang berwarna merah karena kurangnya
pasokan darah. Walaupun begitu, ilmuwan masih mengembangkan daging buatan ini
agar warna, tekstur, dan rasanya sama dengan daging asli. Dari inovasi ini, terbukti
bahwa sebuah spesimen tunggal dapat memenuhi kebutuhan ratusan ton daging untuk
masyarakat.
Gambar 3 http://health.liputan6.com/read/659566/proses-pembuatan-daging-tiruan-butuh-enam-minggu |
Inovasi ini sangat bermanfaat
untuk menghadapi dua issue utama dunia: krisis pangan dan pemanasan global. Di
tahun 2060, populasi dunia di prediksi akan meningkat menjadi 9.5 triliun jiwa
dengan peningkatan kebutuhan akan daging yang meningkat dengan cepat. Jika
tidak ada solusi alternatif, hal ini akan sangat merugikan bumi. Limbah peternakan
hewan secara global menyumbang sekitar 5% emisi gas co2, 40% emisi gas metana,
dan 40% berbagai macam gas nitrogen oksida.
Hal ini akan memperbesar potensi terjadinya pemanasan global. Post
mengatakan, ‘sapi sangat tidak
efisien-untuk mendapatkan 15 gr protein hewani, hewan ini membutuhkan
100 gr protein nabati sehingga tidak seimbang antara pemberian makanan untuk sapi
dengan daging yang akan didapatkan. Dengan inovasi Mark Post ini, kebutuhan
protein hewani manusia akan tetap terpenuhi tanpa harus menambah potensi
pemanasan global dengan berternak sapi.